Minggu, 02 November 2008

Samudera Kebajikan Soedarpo


Sosok pemimpin bisnis yang pantas disebut menjalankan prinsip-prinsip spiritual dalam menjalankan bisnis adalah saat sang pemimpin mangkat ke nirwana. Bagaimana masyarakat luas mengapresiasi, bagaimana para anak buah memberi penghormatan dan bagaimana para pemangku kepentingan memberi komentar adalah bukti kepemimpinan spiritualnya. Hal demikian terdapat dalam diri Soedarpo Sastrosatomo. Pendiri Samudera Indonesia Group yang berjejuluk ’raja kapal Indonesia’ telah mangkat pada 22 Oktober 2007. Seperti kita saksikan, hampir semua media massa mengabarkan dengan takzim meninggalnya sang tokoh yang sedikit banyak memberi warna pada republik ini.
Ditangan Soedarpo pertumbuhan Samudera Indonesia Group yang berdiri sejak 1964 layak disebut spektakuler. Sampai hari ini Samudera Indonesia Group bergerak dalam tiga lini utama bisnis, yaitu shipping, logistic dan agency (terminal). Jelajah bisnis Samudera Indonesia Group seluas samudera raya, yaitu memiliki 30 branch offices dan agencies pada pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia. Serta 41 agencies di luar negeri yang merentang dari Kuwait, Saudi Arabia, India, Srilanka, Thailand, Malaysia, Philipina, Hong Kong hingga Shanghai.
Pendapatan usaha Samudera Indonesia Group juga sangat kinclong. Pada tahun 2007 meraup Rp 4,09 trilyun. Laba bersih juga mengalami pertumbuhan signifikan. Tahun 2007 Samudera Indonesia Group meraup laba bersih Rp 135,6 milyar, naik 126% dibanding tahun 2006.

Layak Dipercaya
Dari banyak referensi dan praktik unsur paling utama yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah kepercayaan. Oleh pakar kepemimpinan Stephen P Robbins, hubungan antara kepercayaan dan pemimpin sebagai berikut: “Bagian dari tugas seorang pemimpin adalah selalu bersama-sama dengan orang lain memecahkan masalah. Tetapi pemimpin agar memperoleh akses pengetahuan dan berpikir kreatif untuk memecahkan masalah tersebut tergantung dari berapa banyak orang-orang percaya padanya. Kepercayaan dan layak dipercaya adalah modal utama pemimpin untuk akses kepada pengetahuan dan kerjasama.”
Kepercayaan sendiri membutuhkan prasyarat bernama karakter. Karakter dibangun dari dua hal utama; kejujuran dan tanggung jawab. Kejujuran berbicara tentang moralitas dan etika. Sedang tanggung jawab berhubungan dengan kesanggupan dan kecakapan dalam menjalankan tugas-tugas. Atau dalam bahasa manajemen disebut kompetensi.
Soedarpo mampu menterjemahkan kepercayaan dalam operasional sehari-hari Samudera Indonesia Group. Kejujuran jelas tidak dipertanyakan lantaran selama memimpin Samudera Indonesia Group belum pernah ada kabar Soedarpo katakanlah ngemplang terhadap mitra bisnisnya. Atau memeras karyawan dengan imbalan yang tidak layak. Dari sudut kompetensi, harus diakui dari segelintir anak bangsa yang menguasai seluk beluk bisnis perkapalan beserta produk turunannya, nama Soedarpo tidak boleh ditinggalkan.

Peran Pemimpin
Sebuah buku terbitan tahun 1991 dan sampai sekarang tetap dijadikan ‘kitab suci’ para pemimpin bisnis bertajuk ”Visionary Leadership” besutan Burt Nanus sangat relevan untuk menceritakan gaya kepemimpinan Soedarpo Sastrosatomo. Oleh Burt Nanus, ada empat peran pemimpin yang wajib dijalankan apabila sang pemimpin layak disebut visioner. Empat peran tersebut adalah pelatih, juru bicara, agen perubahan dan penentu arah.
Sebagai pelatih, Soedarpo sudah menjalankan dengan paripurna. Soedarpo mampu melahirkan pemimpin-pemimpin bisnis mumpuni sehingga ketika terjadi peralihan tongkat estafet di Samudera Indonesia Group nyaris tanpa gejolak. Sejak tahun 2000 Soedarpo memilih profesional dalam mengendalikan bisnisnya. Generasi kedua Soedarpo lebih banyak duduk sebagai komisaris atau advisor yang tidak mengurusi operasional harian perusahaan. Sekarang ditangan CEO Randy Effendi yang sejak awal karir memang dikader oleh Soedarpo, bisnis Samudera Indonesia Group menjadi lebih lincah dan agresif.
Jika Burt Nanus memformulakan tugas sebagai pelatih bermain pada lima peran, yaitu: (1) pembentuk tim yang memberdayakan orang-orang (2) menghidupkan visi (tujuan) organisasi (3) mentor dan teladan, (4) membangun kepercayaan, (5) menghargai keberhasilan setiap anggota tim, maka Soedarpo mempraktikkan tanpa catatan.
Peran kedua sebagai juru bicara organisasi. Ketika menjadi juru bicara, sang pemimpin
harus bertindak sebagai negosiator dalam berhubungan dengan pihak-pihak lain serta membangun kerjasama dan membentuk jaringan eksternal. Rentang bisnis Samudera Indonesia Group yang menjelajahi Semenanjung Asia Pasific dan bermitra dengan berbagai perusahaan multinasional sudah membuktikan Soedarpo sebagai juru bicara organisasi yang baik nan cerdas.
Peran ketiga, sebagai agen perubahan. Disamping mendirikan Samudera Indonesia Group, bersama dengan Julius Tahija dan M. Idham, Soedarpo juga terlibat dalam pendirian Bank Niaga. Inilah bank pertama di negeri ini yang menjalankan prinsip-prinsip pengelolaan perbankan dengan pendekatan modern dan mampu melahirkan bankir-bankir profesional. (Bisnis Indonesia Minggu, 11 Oktober 2008). Jika bukan seorang agen perubahan, maka tidak mungkin apabila Bank Niaga yang pada awal mula berdiri merupakan bank terkecil di antara sekitar 65 bank swasta namun sejak tahun 1988 sudah menjadi bank swasta terbesar kedua di negeri ini.
Peran terakhir, keempat sebagai penentu arah. Inti dari penentu arah adalah menetapkan sasaran yang menjadi tujuan organisasi masa depan. Sang pemimpin berkomitmen kepada visi besar organisasi dan bersama dengan seluruh anggota berusaha untuk mewujudkan visi tersebut. Pada tahun 1993 Soedarpo mendirikan perusahaan bernama Samudera Shipping Line di Singapore yang bertujuan melayani pelabuhan diseluruh Asia Pasific. Samudera Shipping Line ini harus mampu berkompetisi dengan perusahaan multinasional lainnya. Sekarang Samudera Shipping Line mengoperasikan 30 container vessels dengan berat angkut antara 7,000 DWT hingga 24,000 DWT. Juga melayani secara komprehensif lebih dari 23.000 containers perusahaan-perusahaan mitranya.
Setahun lalu Soedarpo Sastrosatomo mangkat menuju nirwana. Namun kepemimpinannya tetap akan dikenang tidak saja bagi para karyawan Samudera Indonesia Group. Juga oleh seluruh warga bangsa Indonesia yang pada hari-hari ini sangat langka melihat para pemimpinnya mempraktikkan kepemimpinan spiritual.